Polifarmasi Pada Pasien

Polifarmasi berarti penggunaan banyak obat sekaligus oleh /pada seorang pasien, lebih dari yang dibutuhkan secara logis-rasional dihubungkan dengan diagnosis yang diperkirakan. istilah ini mengandung konotasi yang berlebihan, tidak diperlukan dan sebagian besar dapat dihilangkan tanpa mempengaruhi outcome penderita dalam hasil pengobatannya. Ia mengandung juga pengertian mubazir, sehingga biaya pengobatan menjadi tinggi, tanpa yustifikasi profesional. yang lebih penting lagi adalah bahwa diantara demikian banyak obat yang ditelanpasti akan terjadi interaksi antara obat yang satu dengan yang lainnya, bila interaksi yang dihasilkan menyebabkan efek dari obat2 tersebut meningkat maka mungkin saja menguntungkan, tapi bisa saja justru malah merugikan bila peningkatan efek melewati batas maksimumnya sehinnga pasien mengalami keracunan yang dapat bersifat serius dan sering menyebabkan hospitalisasi atau bahkan kematian.
Kejadian ini lebih sering terjadi pada pasien yang sudah berusia lanjut (LANSIA) yang umumnya penyakit yang diderita lebih dari satu penyakit. Penyakit utama yang biasanya diderita oleh LANSIA antara lain adalah hipertensi, gangguan fungsi ginjal dan hati, diabetes mellitus,gagal jantung dan infark serta gangguan ritme jantung. juga terdapat berbagai keadaan yang khas dan sering mengganggu lansia seperti gangguan fungsi kognitif, keseimbangan badan, pengelihatan dan pendengaran. semua keadaan ini menyebabkan LANSIA memperoleh pengobatan yang banyak jenisnya.
Bila semua obat memang jelas-jelas diperlukan & dibutuhkan dalam pengobatan serta sesuai dengan tujuan terapi yang diinginkan, maka hal ini tidak digolongkan sebagai polifarmasi, walaupun perbedaan antara pemakaian banyak obat secara bersamaan (multiple medications) dan polifarmasi tidak terlalu jelas batasannya. agaknya saat ini polifarmasi sudah diartikan pemakaian banyak jenis obat secara umum dan arti spesifik seperti yang sudah dijelaskan diatas sudah agak kabur. Bila dipersoalkan jumlah berapa dapat dianggap sebagai polifarmasi,, sulit disebutkan angka karena itu pengertian umum agak kurang baik karena tidak membedakan penggunaan lebih dari satu obat yang memang ditopang dengan bukti penelitian (hipertensi, diabetes, payah jantung) dan tidak dianggap 'redundant', walaupun interaksi dan efek samping masih merupakan issue, sehingga dalam arti asalnya terdapat unsur mubazir (tidak perlu dan merugikan) yang memang merupakan masalah yang ada, karena dalam multi patologi perlu dipakai lebih banyak obat (diperlukan dan ditopang evidence).
beberapa interaksi obat yang penting ialah: cerivastatin dengan gemfibrozil (rhabdomyolisis, kreatin-kinase meningkat) anathioprin dengan aluporinol (sifat sitotoksik anathioprin meningkat 3-4 kali), grapefruit juice (menghambat absorbsi karbamazepin, felodipin, dan simvastatin) St John's wort merangsang metabolisme warfarin, indinavir, dan cyclosporin; cisapride dengan makrolid, ketokonazol, kinidin atau grapefruit juice (torsade de pointes dan kematian mendadak), coumarin dengan antiplatelet (pendarahan), dan masih banyak lagi..
coppyright PSC rekayasa genetika team
farmasi universitas gadjah mada

Link